Cerita di Pasar Laron

1 Juli 2017, udara malam di kota Batu terasa begitu dingin tapi suasana Pasar Laron justru terlihat begitu hangat karena banyaknya cahaya lampu dan ramainya pengunjung yang memenuhi jalanan saat itu.

Pasar Laron tidak secara harfiah diartikan sebagai pasar yang menjual laron (serangga kecil berupa rayap bersayap yang biasanya suka terbang dan berkumpul di sekitar sumber cahaya). tapi mungkin karena cahaya lampu dari pasar ini mampu menarik perhatian para pengunjung untuk datang dan berkumpul.

Pasar Laron terletak di sekitar Alun-Alun Kota Batu, tempat ini merupakan pusat kuliner malam yang menjadi magnet wisatawan lokal dan luar kota. Lampu warna-warni menerangi lorong-lorong pedagang kaki lima, menciptakan atmosfer hangat dan menawan.

Pasar ini menawarkan beragam jenis makanan. Dari jajanan traditional lokal khas Jawa Timur seperti cilok, sempol, bakso, tahu tek, hingga hidangan kekinian seperti sate gurita, lok-lok dan kuliner modern lainnya. Tidak hanya makanan manis, pengunjung juga bisa menemukan minuman segar dan cemilan unik yang menggugah selera.

Ada ratusan PKL menjadi bagian dari ekosistem Pasar Laron, jadi tidak hanya menyediakan jajanan kuliner saja, di sini kamu juga bisa menemukan berbagai koleksi baju, sepatu, aksesoris dan pernak pernik lucu. Seperti aku yang sedang berada di salah satu lapak penjual sendal, kebetulan aku memang lagi mencari sendal rumahan buat dipakai sehari-hari. Di sini ada banyak tumpukan sandal berwarna-warni membuat aku jadi bingung mau pilih yang mana. Harganya cukup bervariasi, tergantung model, ukuran dan bahan. Sesuai budgetku yang sudah menipis, pilihanku jatuh pada sendal karet berwarna ungu, ini bukan sekadar tentang belanja tapi membawa pulang sepotong cerita dari malam yang penuh warna di Pasar Laron.